BAGIAN I
STUDI KASUS
1.1. Sejarah Singkat Pengusaha
Pengusaha peternak ayam potong pak mewa adalah pengusaha yang bergerak dibidang peternakan yang yang bekerja sama degan koprasi. Pengusaha ayam potong pak mewa ini beralamat di desa lampuawa Kecamatan sukamaju Kabupaten luwu utara Sulawesi Selatan Indonesia.
Tujuan dari pengusaha ini adalah untuk produksi ayam potong yang berkualitas, yang kemudian dapat mampu menyerap tenaga kerja, dan pada akhirnya dapat membantu menguatkan perekonomian penduduk disekitar pengusaha.dapat menciptakan lapangan kerja. Setelah berjalan beberapa lama dengan nama pengusaha peternak ayam potong dan cukup lancar memproduksi ayam potong yang berkualitas yang mampu bersaing di pasaran.
1.2. Struktur Organisasi pengusaha ayam potong
Struktur organisasi mempunyai peranan penting dalam suatu perusahanaan untuk mencapai tujuan dari perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi dapat menunjukan pembagian tugas dan wewenang dari setiap posisi dalam struktur organisasi yang jelas
Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada Pengusaha ayam potong adalah sebagai berikut :
1.2.1. Pemilik Usaha
1. Bertanggung jawab penuh terhadap pengusaha
2. Membuat strategi pengusaha
3. Membuat rencana program kerja pengusaha yang mendukung visi dan misi pegusaha kedepan
4. Menetapkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang dari semua karyawan
5. Mengevaluasi program kerja dan mengatasi permasalahan yang muncul dalam perusahaan
6. Memilih, mengangkat dan memberhentikan karyawan
7. Menetapkan rencana jangka panjang perusahaan
1.2.2. karyawan
1. Merawat, mengawasi dan menjaga ternak.
1.3 . Visi dan Misi Pengusaha
Adapun visi misi dari pengusaha ayam potong pak mewa adalah sebagai berikut :
1.3.1. Visi Perusahaan
Pengusaha ayam potong pak mewa memiliki visi sebagai mitra/partner strategis yang sanggup memberikan kepuasan dan memberikan produksi yang berkualitas.
1.3.2. Misi Perusahaam
Misi perusahaan Pengusaha ayam potong pak mewa sebagai dasar kebijakan, yaitu :
- Membuat hasil produksi yang tinggi dan berkualitas
- Dapat mencipta lapangan kerja bagi masarakat setempat
- Dapat mengembangkan perternakan yang berkualitas kedepan
BAGIAN DUA
ANALISIS POSISI DAN KINERJA AGROSISTEM
2.1. Analisis Posisi Sumber Daya Pengusaha
Agrosistem sebagai struktur atau organisasi sumberdaya terdiri dari beberapa dimensi dan jenis sumberdaya. Dalam suatu agrosistem baik pada agroindustri tertentu, harus dapat mengalokasikan sejumlah sumberdaya yang memberikan input dan menghasilkan output yang menguntungkan secara berkesinambungan.
Posisi usaha adalah kekuatan sumberdaya yang dimiliki oleh suatu usaha. Analisis mengenai sumberdaya dari suatu usaha yang akan datang atau telah dilakukan dengan cara memperkirakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk dapat mendukung usaha.
Sumberdaya merupakan input yang terlibat dalam proses suatu sistem, dimana dari input tersebut diharapkan dapat menghasilkan output yang dapat memberikan keuntungan. Sumberdaya dapat dinilai terdiri sumberdaya lahan dan bangunan, sumberdaya manusia, sumberdaya peralatan dan sumberdaya finansial.
Analisis posisi adalah analisis mengenai kondisi atau keadaan dari sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki oleh pengusaha atau agrosistem kasus. Perusahaan atau agrosistem sebagai suatu struktur atau organisasi sumberdaya terdiri dari beberapa dimensi dan jenis sumberdaya. Sumberdaya tersebut dapat berupa sumberdaya lahan, bangunan, peralatan, manusia dan sumberdaya finansial.
2.1.1. Sumberdaya Lahan dan Bangunan
Sumberdaya lahan adalah segala sesuatu yang bisa memberikan manfaat dari bentang alam (lanscape) yang fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik seperti tanah, iklim, topografi/relief, hidrologi dan vegetasi alami (natural vegetation) dimana secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan .
Sumberdaya lahan dan bangunan merupakan sumberdaya yang penting dalam suatu perusahaan mengingat lahan dan bangunan merupakan tempat. dilakukannya kegiatan-kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sumberdaya lahan dan bangunan juga merupakan harta tetap yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
2.1.2. Sumberdaya Peralatan
Peralatan adalah segala keperluan yang digunakan manusia untuk mengubah alam sekitarnya, termasuk dirinya sendiri dan orang lain dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk menopang kebutuhan hidup manusia tersebut.
Sumberdaya peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keseluruhan komponen yang berkaitan dengan keberadaan perusahaan baik yang mempunyai kedudukan di dalam perusahaan maupun diluar perusahaan. Faktor yang berkaitan langsung dengan keberhasilan perusahaan adalah tenaga kerja, sarana dan peralatan serta faktor manajemen yang dapat mendorong terciptanya produktivitas usaha.
Setiap peralatan yang digunakan pasti akan mengalami penyusutan sepanjang tahun dan nilainya akan berkurang sesuai dengan umur alat tersebut. Menghitung nilai penyusutan dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu besarnya nilai penyusutan sama dengan nilai atau harga barang dikali dengan persentase penyusutan (amortisasi), sedangkan persentase penyusutan (amortisasi) dapat dihitung dengan membagi 100% dengan perkiraan masa produktif suatu barang.
Sumberdaya peralatan yang dimilki oleh Pengusaha ayam potong pada proses produksi yaitu :
· Kandang berfungsi tempat bernaung dan pemeliharaan ayam potong
· Lampu berfungsi sebagai penerangan
· Bak air berfungsi sebagai tempat menyimpan air
· Selang berfungsi enyedot air dari bak Litter (alas lantai)
· Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
2.1.3. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
Sumberdaya manusia yang dimaksud adalah tenaga kerja yang merupakan salah satu faktor produksi utama dan selalu ada dalam perusahaan. Tenaga kerja tersebut, baik terlibat langsung maupun tidak langsung merupakan suatu kesatuan komoditas yang saling membutuhkan dalam segala aktivitas kegiatan agrosistem suatu usaha.
Sikap karyawan atau tenaga kerja sangat terkait dengan tata nilaii yang ada didalam masyarakat. Faktor pendidikan, jenis kelamin, umur, keahlian dan latar belakang karyawan suatu perusahaan perlu dipahami dalam pembagian kerja. Prinsipnya dalam manajemen produksi kaitannya dengan pekerja seyogyanya mampu menimbulkan motivasi dan mendorong perkembangan para pekerja untuk lebih maju. Inisiatif pekerja adalah indikator bagi manajemen yang mendorong para pekerjanya.
2.1.4. Sumberdaya Finansial
Sumberdaya finansial merupakan salah satu sumberdaya yang penting sebagai modal kerja yang akan digunakan untuk mendanai proyek. Dengan kata lain sumberdaya finansial adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh sebuah pengusaha yang berupa uang tunai maupun dengan barang-barang bernilai dan dapat diuangkan untuk kebutuhan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Sumberdaya ini dapat dimanfaatkan seefisien mungkin melalui perencanaan dan pengelolaan yang tepat, sehingga setiap pengalokasian dana yang digunakan dapat memberikan hasil yang maksimal
2.2. Analisis kinerjaPengusaha
2.2.1. Kinerja Proses
2.2.1.1.Proses Pengadaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan faktor produksi yang sangat penting untuk melakukan suatu proses produksi dalam suatu pengusaha ayam potong , karena merupakan sumber bahan pokok untuk diproses menjadi suatu produk yang bermutu. Mutu produk akhir sasngat ditentukan oleh mutu bahan baku yang digunakan dalam proses produksi. Pengadaan bahan baku harus dilakukan terus menurus agar bahan baku selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Kriteria bahan baku yaitu dilihat dari fungsinya adalah jika tanpa bahan ini, produksi tidak akan jadi atau tidak akan berfungsi samasekali.
Pemenuhan kebutuhan bahan baku pengusaha ternak ayam potong ini didapat dari koprasi yang berasal dari makasar yang bekerja sama degan pengusaha.
Proses pengadaan bahan baku dilakukan setiap satu atau dua bulan setelah panen dengan cara dikirim oleh koprasi dari makas ke pengusaha. Kondisi bahan baku yang sampai di pengusaha dalam keadaan baik
2.2.1.2.Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia .
Proses produksi dapat diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumberdaya yang ada.
2.2.1.3.Proses Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Proses pemasaran merupakan kegiatan kelanjutan dari proses produksi. Kegiatan pemasaran bertujuan agar dana yang telah diinvestaskan dalam kegiatan produksi dapat diperoleh kembai dengan mendapatkan sejumlah dana dari hasil penjualan sebagai imbalan investasi yang dilakukan selama ini.
Kegiatan yang dilakukan pegusaha ayam potong adalah penjualan barang langsung dan tidak langsung. Penjualan langsung dilakukan kepada masyarakat umum yang sewaktu-waktu langsung ke pengusaha untuk membeli produk tanpa melalui perantara.
Sasaran pemasaran produk ayam potong ditujukan kepada masyarakat. Adapula yang menilai sebuah produk dari segi prestise, dimana mereka memilih produk berkualitas tinggi dengan tujuan agar dapat menyesuaikan dengan kelas sosialnya. Mereka rata-rata memiliki tingkat penghasilan yang relatif tinggi atau pun tingkat pendidikan yang tinggi.
Salah satu dari variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan adalah bauran pemasaran (marketing mix), yaitu kombinasi dari berbagai variabel pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam penjualan, sehingga akan dicapai volume penjualan dengan biaya yang memungkinkannya mencapai tingkat laba yang diinginkan.
Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut :
ü Produk (Product)
Produk dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang berwujud yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen untuk diperhatikan, dibeli, dipakai dan untuk dikonsumsi.
Produk merupakan salah satu unsur terpenting yang dapat dikendalikan oleh manajer pemasaran dan dalam banyak hal, merupakan alat yang efektif untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan perusahaan. Jadi, perusahaan dapat memenuhi berbagai kebutuhan konsumen dan dapat menentukan berapa banyak produk yang harus diproduksi. Produk itu dapat diubah dengan berbagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan yaitu perubahan warna, bentuk dan lain sebagainya.
Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik itu dapat diraba maupun tidak dapat diraba termasuk pembungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya.
Produk yang disalurkan langsung ke konsumen akhir hanya sebesar 5%. Sedangkan penjualan secara tidak langsung melalui pedagang perantara yang kemudian menyalurkan produk ke konsumen akhir.
ü Harga (Price)
Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan produk tersebut. Harga memegang peranan penting dalam kegiatan pemasaran, karena merupakan faktor penentu dari permintaan pasar untuk produk tersebut. Dengan demikian, harga suatu produk dapat mempengaruhi posisi persaingan dan cakupan pasar, serta program pemasaran pada suatu perusahaan.
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditentukan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan barang atau jasa.
Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan.
ü Tempat atau Distribusi (Place)
Tempat berarti kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Tempat sangat berkaitan erat dengan distribusi. Distribusi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.
Pada umumnya setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan barang atau jasa kepada konsumen atau pemakai akhir membentuk suatu tingkatan saluran, sehingga baik produsen maupun konsumen atau pemakai akhir merupakan bagian dari setiap saluran.
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan.
Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
Kegiatan distribusi yang dilakukan pengusaha ayam potong adalah penjualan langsung dan tidak langsung. Penjualan langsung dilakukan kepada masyarakat umum yang sewaktu-waktu langsung ke perusahaan untuk membeli produk sirup markisa tanpa melalui prantara. Produk yang disalurkan langsung ke konsumen akhir hanya sebesar 5%. Sedangkan penjualan secara tidak langsung melalui pedagang perantara yang kemudian menyalurkan produk ke konsumen akhir. Adapun produk yang disalurkan melalui pengecer sekitar 95% dengan jumlah pelanggan tetap yaitu sebanyak ± 30 toko.
ü Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu variabel dalam marketing mix yang sangat perlu dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasanya. Dengan promosi, perusahaan dapat menyampaikan informasi kepada konsumen berupa pengetahuan tentang produk yang meliputi keunggulan dan kekurangan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk pesaing sehingga mereka tertarik untuk melakukan pembelian.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan sebagai berikut :
1. Advertising (Periklanan) Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2. Personal selling (Penjualan perorangan) Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3. Sales promotion (Promosi penjualan) Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4. Public relation (Publisitas) Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi.
Promosi adalah kegiatan pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen, sedangkan distribusi merupakan proses pendistribusian produk dan jasa yang sesuai dan terorganisir sehingga terjadi keefektifan penjualan (Rizal, 2008).
Promosi yang dilakukan oleh pengusaha ayam potong tidak banyak. Dalam hal ini perusahaan lebih banyak melakukan personal selling atau menjual sendiri dan tidak mengiklankan produknya. Di mana perusahaan melakukan kontak langsung dengan para calon pembeli. Dengan adanya kontak langsung ini diharapkan terciptanya hubungan atau interaksi yang baik antara perusahaan dengan pembelinya. Pengusaha hanya mempromosikan produknya dari mulut ke mulut
2.2.2. Kinerja Hasil
2.2.2.1.Analisis Biaya
Menurut Harnanto (1992), biaya adalah sebagai berikut: Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkui pembagian kepada penanam modal. Dalam arti luas, biaya (cost) adalah jumlah uang yang dinyatakan dan sumber-sumber (ekonomi) yang dikorbankan terjadi dan akan terjadi untuk rnendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut lAl/SAK (1994), pengertian biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya memegang peranan penting dalam mengembangkan suatu usaha. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa akan menentukan besar kecilnya harga dari produk yang dihasilkan. Analisis biaya bertujuan untuk melihat berapa besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode tertentu.
Keberhasilan suatu perusahaan dinilai dari jumlah pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi dalam bentuk materi dan dapat kembali digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan sarana dan prasaana produksi. Pada umumnya biaya yang dikeluarkan dalam setiap usaha terbagi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tetap (variabel cost).
ü Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang sifatnya tidak terpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi. Biaya tetap merupakan biaya yang sifatnya tidak terpengaruh oleh besarnya produksi, terdiri dari pajak, penyusutan alat, bunga pinjaman, sewa tanah, dan lain-lain.
Biaya tetap memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.
2. Pada biaya tetap, biaya satuan (unit cost) akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.
· Biaya Variabel (variabel cost)
Biaya variabel atau variabel cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berubah-ubah dan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah produksi.
Biaya variabel memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Biaya yang jumlah totalnya akan berubah secara sebanding
(proportional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin
rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
(proportional) dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar
volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin
rendah volume kegiatan semakin rendah jumlah total biaya variabel.
2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan
volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan.
2.2.2.2. Analisis Pendapatan
Pendapatan dalam pengertian umum adalah hasil produksi yang diperoleh dalam bentuk materi dan dapat dibelanjakan kembali guna memenuhi akan sarana produksi dan kebutuhan lainnya. Pada umumnya
pendapatan ini diperoleh dari hasil penjualan produk. Pendapatan adalah keuntungan atau hasil bersih yang diperoleh petani dari hasil produksinya (Daniel, 2004).
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999) menyebutkan bahwa pendapatan adalah: “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”.
Menurut Suwardjono (1984) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas. Pendapatan diukur dengan nilai wajar yang dapat diterima, jumlah pendapatan biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli yang diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah discount dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan, umumnya berbentuk kas atau setara kas.
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
Bila barang atau jasa dipertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat nilai yang sama maka pertukaran tidak dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Dan bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer (Anonim 8, 2009).
Potensi yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat terus beroperasi. Potensi yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat terus produktif adalah konsistensi terhadap mutu produk sirup markisa yang dihasilkan. Sehingga menumbuhkan brand image yang baik di mata konsumen, dimana adanya kepercayaan konsumen terhadap mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan mengakibatkan timbulnya pangsa pasar tersendiri bagi produk sirup markisa yang ditawarkan. Untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibutuhkan tenaga kerja yang berpengalaman, sehingga dibutuhkan proses pendidikan dan pelatihan untuk menunjang upaya peningkatan mutu perusahaan.
2.3. Aspek Dampak Lingkungan
Suatu dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya aktivitas manusia. Dalam peraturan pemerintah diartikan sebagai perubahan lingkungan. Dampak adalah perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan aka nada tanpa adanya pembangunan (Sumarwanto, 2001).
Pengendalian dampak lingkungan merupakan hal yang harus diperhatikan dari suatu agrosistrem. Agrosistem yang baik akan selalu memperhatikan lingkungan yang berada disekitar agrosistem itu. Pembuatan pupuk organik di BBPP Batangkaluku dampak lingkungan yang dihasilkan hanya limbah yang berasal dari kotoran ayam potong yang digunakan dalam proses produksi, dimana kotoran ini menyebabkan pencemaran lingkungan.
2.4. Peta Kinerja Agrosistem
Peta penampilan kinerja agrosistem dimaksudkan untuk memberikan gambaran pengalokasia sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan ke berbagai sub system usaha agrosistem. Disaping itu peta penampakan kinerja agrosistem juga dapat memberikan deskripsi tentang arus uang, barang dan jasa serta informasi di lingkungan perusahaan agrosistem baik antara perusahaan agrosistem degan pihak-pihak luar maupun sebaliknya.
|
| ||||||||||||
![]() ![]() | |||||||||||||
![]() | |||||||||||||
![]() | |||||||||||||
![]() | |||||||||||||








![]() |
BIGIAN TIGA
FOKUS KAJIAN
3.1. Karakteristik Ayam Ras Pedaging
Ayam ras pedaging pada umumnya dikenal juga dengan nama ayam broiler. Menurut Cahyono (1995), ayam ras pedaging adalah ayam yang mempunyai pertumbuhan badan sangat cepat dengan perolehan timbangan tinggi dalam waktu yang relatif pendek, yaitu pada umur 5-6 minggu dengan berat 1,3-1,8 kg. Ayam ras pedaging atau ayam broiler dipelihara selama + 6-7 minggu. Ayam ini tidak dimaksudkan untuk produksi telur, tetapi diharapkan dagingnya. Sampai umur 5 minggu beratnya + 1,5 kg. Pada umur 8-9 minggu pertambahan berat badan broiler makin merosot, tidak seimbang dengan makin meningkatnya ransum yang dikonsumsi dan konversi ransum makin naik terus. Jadi lebih menguntungkan bila broiler dijual
pada umur 6-7 minggu (Jahja, 2000). Daging ayam ras merupakan bagian dari karkas. Karkas adalah tubuh tanpa bulu, kepala, leher, organ dalam, dan shank. Karkas inilah yang biasanya dijual dan bernilai ekonomis tinggi, dibandingkan bagian tubuh ayam ras lainnya (Murtidjo, 1987).
3.2. Agribisnis Peternakan di Perkotaan
Tersedianya fasilitas transportasi menyebabkan keunggulan akses terhadap pasar yang semula hanya dimiliki wilayah Makasar, dewasa ini juga secara relatif telah dimiliki wilayah luwu utara. Selanjutnya, makin intensifnya kegiatan peternakan makin mendorong perkembangan teknologi pakan, pembibitan dan teknologi pasca panen (pengolahan). Perkembangan teknologi ini telah membangkitkan kegiatan industri pakan, industri pembibitan, industri pengolahan produk peternakan, dan kegiatan pemasaran. Kita harus memberi perhatian pada agribisnis luar usaha ternak, yang mencakup kegiatan pengolahan produk ternak sampai pada pemasaran hasil ternak dan hasil olahan ke konsumen (Saragih, 2001).
3.3. Sistem Agribisnis Ayam Ras
Sistem agribisnis ayam ras (Gambar 2) memiliki empat subsistem agribisnis sebagai berikut: Pertama, upstream off farm agribusiness (subsistem agribisnis hulu) ayam ras yaitu kegiatan yang menghasilkan sapronak dan kegiatan perdagangannya. Termasuk didalamnya agroindustri hulu ayam ras seperti breeding farm (industry pembibitan) dengan seluruh pendalaman srukturnya, industri pakan, industri obatobatan/ vaksin dan industri alat serta peralatan peternakan. Kedua, subsistem budidaya agribisnis ayam ras, yaitu kegiatan yang menghasilkan ayam ras potongan atau telur konsumsi. Subsistem inilah yang di masa lalu kita lihat sebagai peternakan ayam ras. Ketiga, downstream off-farm (subsistem agribisnis hilir) ayam ras, yaitu kegiatan yang mengolah ayam ras potong dan telur konsumsi beserta kegiatan
perdagangannya. Termasuk kedalam subsistem ini adalah agroindustri hilir ayam ras seperti RPA/TPA, industri pengalengan daging ayam ras, dan industri-industri yang menggunakan telur ayam ras sebagai bahan bakunya. Keempat, (supporting institutions) subsistem jasa penunjang agribisnis ayam ras, yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa yang dibutuhkan agribisnis ayam ras. Termasuk didalamnya lembaga penyuluhan, transportasi, perbankan, asuransi, penelitian dan pengembangan, dan kebijaksanaan pemerintah.
3.4. Fungsi-Fungsi Pemasaran
Fungsi tataniaga meliputi fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas, masing-masing fungsi terdiri dari beberapa sub fungsi. Fungsi pertukaran terdiri dari sub fungsi pembelian, penjualan, dan penetapan harga; fungsi fisik terdiri dari sub fungsi transportasi dan penanganan, penyimpanan, pengolahan dan pengepakan, grading dan standardisasi; dan fungsi fasilitas terdiri dari sub fungsi pembiayaan dan penanggungan resiko, berita dan informasi pasar, pengembangan pasar dan penelitian pasar (Napitupulu, 1986).
3.5. Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (1994) pemasaran merupakan suatu proses social dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Pemasaran untuk segala jenis produk haruslah mengacu pada keinginan dan kepuasan konsumen, termasuk diantaranya pemasaran produk hasil ternak. Agroindustri hilir dan pemasaran perlu di kembangkan lebih lanjut. Sebagai kegiatan ekonomi yang langsung berorientasi pada konsumen, pengembangan agroindustri hilir dan pemasaran ini harus tetap mengacu pada perubahan perilaku konsumen yang terus berubah dan tidak pernah puas. Bila dimasa lalu konsumen hasil ternak lebih menyukai ayam hidup, maka dewasa ini lebih menyukai dalam bentuk karkas segar (Saragih, 2001).
Selanjutnya, menurut Saragih (2001) kegiatan pemasaran merupakan subsistem terakhir dari agribisnis hilir peternakan di perkotaan. Subsistem pemasaran ini sangat penting
peranannya dalam sistem agribisnis. Sebagai barisan terdepan dari sistem agribisnis, subsistem tersebut akan menentukan jangkauan pasar bagi produk-produk agribisnis berbasis peternakan. Kegiatan pemasaran seharusnya tidak hanya sekedar menjual barang secara fisik tapi juga menjual jasa yang melekat pada produk-produk peternakan.
3.6. Lembaga dan Saluran Pemasaran
Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang melaksanakan fungsi-fungsi pada saat produk bergerak dari produsen sampai ke konsumen akhir, yaitu badan-badan yang termasuk golongan produsen, pedagang perantara, dan lembagalembaga pemberi jasa (Limbong dan Sitorus, 1987). Saluran pemasaran pada peternakan ayam ras atau buras umumnya panjang. Hal ini karena saluran pemasaran dimulai dari peternak kepada pedagang pengumpul, pangkalan ayam ke pemotong, pedagang pengecer hingga akhirnya ke konsumen. Setiap tahap pendistribusian tersebut terdapat biaya, sehingga semakin tipis kemungkinan
peternak memperoleh keuntungan yang wajar (Suharno, 2002). Pola saluran pemasaran ayam ke setiap tahap lembaga pemasaran cenderung beraneka ragam. Lembaga pemasaran berfungsi sebagai pihak yang menjembatani transaksi perniagaan ayam antara produsen (peternak) dengan konsumen.
3.7. Pasar Tradisional
Menurut Kotler (1997) pasar terdiri dari semua pelanggan potensial (pembeli dan penjual) yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Ukuran pasar dengan demikian bergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan atau keinginan dan memiliki sumberdaya yang menarik pihak lain serta bersedia dan mampu menawarkan sumberdaya ini untuk ditukar dengan apa yang mereka inginkan. Lipsey et.al (1995) menyatakan bahwa pasar (market) adalah suatu konsep yang memiliki beberapa definisi, yaitu: (1) tempat berlangsungnya negoisasi pertukaran komoditi antara pembeli dan penjual; (2) dari sudut pandang rumah tangga, pasar adalah sejumlah perusahaan/lembaga pemasaran dimana rumah tangga bisa membeli produk. Pertemuan antara penjual dan pembeli yang terjadi secara tradisi atau terbentuk secara alami, maka tulah yang dinamakan pasar tradisional. Secara fisik pasar tradisional identik dengan kotor, becek, dan bau atau dengan kata lain selalu identik dengan ketidaknyamanan dalam berbelanja. Barang yang ditawarkan di pasar tradisional biasanya sangat beragam dan harganya pun belum pasti, sehingga pembeli dapat melakukan tawar menawar sampai terjadi kesepakatan harga (Suharno, 1997).
3.8. Konsep Nilai Tambah
Hardjanto (1993) menjelaskan konsep nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang diperlukan pada suatu komoditas. Input fungsional adalah perlakuan dan jasa yang menyebabkan bertambahnya kegunaan dan nilai komoditas selama mengikuti arus komoditas pertanian. Input fungsional dapat berupa bentuk (form utility), menyimpan (time utility), maupun melalui proses pemindahan tempat dan kepemilikan. Nilai tambah adalah selisih antara produk yang dihasilkan dengan biaya bahan baku dan biaya input lainnya yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut (Soeharjo, 1991).
Analisis nilai tambah yang umum digunakan salah satunya adalah analisis yang dikemukan oleh Hayami et al. (1987). Kelebihan dari analisis model analisis yang digunakan oleh Hayami et al. (1987) adalah : 1) lebih tepat digunakan untuk proses pengolahan produk-produk pertanian, 2) dapat diketahui produktivitas produknya, 3) dapat diketahui balas jasa bagi pemilik-pemilik faktor produksi, dan 4) dapat dimodifikasi untuk analisis nilai tambah selain sub sistem pengolahan. Dalam analisis nilai tambah terdapat tiga komponen pendukung, yaitu: 1) Faktor konversi, menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu satuan input, 2) Faktor koefisien tenaga kerja, menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dan 3) Nilai produk, menunjukkan nilai output per satuan input.
BAGIAN EMPAT
ANALISIS MASALAH PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Analisis masalah pengembangan agrosystem merupakan suatu rangkaiaan kegiatan analisis yang bertujuan untuk mengenalai, mengurangi, dan menganalisis permasalaan yang di tentukan agrosistem kasus serta mengetahui hubungan antara sebap akibat antara masalah.
Masalah adalah situasi yang memerlukan seseorang bertindak sepenuhnya atau sebagian sebagai tanggu jawab. Persoalan yaitu masalah atau aspek tertentu yang di temukan pada agro system kasus dan memerlukan suatu tindakan perbaikan kendala yaitu suatu masalah yang tidak dapat di lakukan suatu tindakan kegiatanperbaikan namun dapat di berikan perlakuan tertentu untuk mengurangi akibat yang akan di timbulkan.
Indentifikasi masalah. Mengenal masalah, dan menganalisis masalah yang ada maka kita dapat melihat situasi dalam agrosistem kasus yang memerlukan di ambilnya suatu tindakan . bagian ini membahas tentang analisis masalah dalam usaha pengembangan suatu agrosistem di bagi dalam tiga sub bagian yaitu penetapan posisi penilaian, identifikasi masalah dan hubungan akibat antara masalah ( strukturisasi masalah )
4.1. Penetapan Posisi Penilaian
Tindakan mempersoalkan situasi yang kurang atau tidak mendukung kelancaran usaha selama itu bertujuan untuk memudahkan menemukan jenis persoalan yang di hadapi serta membutuhkan menemukan jenis persoalan yang di hadapi serta memudahkan menemukan alternatip pemecahanya. Penetapan posisi penilaian analisis ini sagat penting artinya mengigat yang di dekati dan diinterprestasi pada sudut pandang yang berbeda, degan degan kata lain posisi penilaian memberikan kejelasan dari mana sisi mana persoalan akan di selesaikan.
Pada posisi penulisan dalam menetapkan penilaian adalah sebagai maneger pengusaha di mana penetapan posisi ini di dasarkan pada berbagai permasalahan terutama mengenai proses pemeliharaan guna meningkatkan produksi pengusaha. Pada situasi seperti ini penulis berusaha menghimpun seluruh aspirasi yang ada kemudian disingkronkan terhadap situasi agrosistem yang bersangkutan kemudian penulis berupaya untuk menemukan beberapa alternatip penyelesaian.
4.1.1. Identifikasi Masalah
Problematisasi merupakan upaya untuk mencari dan menemukan berbagai persoalan yang menghambat kegiatan usaha yang di jalani selama ini. Problematisasi ini dimulai degan mengidentipikasi masalah yang terjadi dalam pengusaha yang bertujuan untuk mengenai masalah itu yang di temukan melalui pengumpulan data., kemudian masalah itu di buat dalam struktur untuk mencari hubungan sebab akibat antara masalah yang satu degan masalah yang lain. Sedangkan strukturisasi ini bertujuan untuk lebih memudahkan tindakan perbaikan yang akan di lakukan untuk mengatasi masalah itu.
Beberapa masalah yang timbul dalam perusahaan kasus di tuangkan dalam pengusaha kasus dituangkan dalam
Table 1 Matrik masalah , Fakta, pada Pengusaha Ayam Potong, Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara 2012
NO | STANDAR | FAKTA | MASALAH |
1 | Bahan baku | Bahan baku di peroleh dari koprasi ( anak ayam, dan pakan ) | Tidak ada |
2 | Karyawan 3 orang | Bergiliran berjaga dan merawat/ memelihara ayam potong | Memberi makan ayam potong rutin kadang telat karna kurangnya tenaga kerja. |
3 | Pemasaran | Di ambil oleh koprasi | Tidak ada |
4 | Perawatan | Memelihara, menjaga, dan member pakan | Lambat karna kurangnya keriawan menyebapkan menurunya produksi |
Sumber : Analisis Penulis 2012
Table 2 Matrik masalah pada Pengusaha Ayam Potong, Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara
No | Masalah |
1 | Nilai tambah pemasaran berkurang |
2 | Proses pemasaran terlambat |
3 | Kualitas peroduksi berkurang |
4 | Masalah utama |
| Produksi yang berkurang mempengaruhi proses pemasaran |
5 | Akibat |
| Menurunnya nilai tambah pemasaran |
Sumber : Analisis Penulis 2012
4.1.2. Struktur masalah
setelah melakukan identifikasi dan pengalaman masalah pada pengusaha kasus maka dapat di tarik kesimpulan bahwa yang menjadi permasalahan utama adalah pemeliharaan ayam potong yang kurang. Akibat yang di timbulkan adalah turunnya kualitas produksi yang di hasilkan. Namun untuk menuju kearah tersebut tentunya perlu di telusuri masalah-masalah demi pencapaian kea rah tersebut.
Struktur masalah dari pengusaha kasus yaitu :
1. Nilai tambah pemasaran berkurang
Merupakan akar penyebap terjadinya masalah antaranya yaitu kurangnya nilai tambah pemasaran
2. Proses pemasaran terlambat
Menyebabkan penyebab terjadinya masalah utama dan merupakan masalah antara yang berdampak langsung degan masalah utama yaitu
Kualitas peroduksi berkurang
3. Produksi yang berkurang mempengaruhi proses pemaaran pemasaran
Menyebabkan turunnya nilai tambah pemasaran
4. Produksi yang berkurang mempengaruhi proses pemasaran
Merupakan masalah utama yang ada dalam pengusaha dan merupakan inti dari permasalaan yang ada
5. Menurunnya nilai tambah pemasaran
Merupakan akibat dari masalah utama
Untuk mengetahui lebih jelas hubumgan sebab akibat antara masalah dapat dilihat pada struktur berikut:
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() |
Gambar 2. pohon persoalan ( hubungan sebab akibat ) pada Pengusaha Ayam Potong di Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2012
BAGIAN LIMA
ANALISIS SASARAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
Perumusan analisis sasaran di dasarkan pada analisa yang menyentuh terhadap pengaruh factor-faktor lingkungan ekternal dan internal pengusaha. Lingkungan esternal pengusaha. Lingkungan eksternal yang setiap saat dapat berubah degan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik datang dari pesaing utama maupun dari saing bisnis yang senantiasa merubah. ( Rangkutil F.,2001 )
Sasaran merupakan ukuran bagi suatu keputusan, yaitu suatu perincian kusus yang harus di capai dalam penetapan keputusan. Sasaran ini ditetapkan setelah kita menyatakan tujuan dari suatu keputusan menyetujui tingkatan yang harus dicapai, jadi sasaran dapat diartikan sebagai ukuran yang jelasmengenai ukuran yang igin dicapai, sebab degan hanya ukuran yang jelas kita dapat mengambil pilihan yang beralasan logis . hal tersebut dikerjakan sebelum membahas alternative tindakan yang perlu dilakukan.
Menurut Kepner dan Tragoe ( 1992 ), bahwa sasaran merupakan kriteria bagi keputusan. Sasaran di tetapkan setelah menetapkan tujuan dari keputusan dan menyetujui tindakan yang harus dicapai. Hal ini dikerjakan sebelum membahas alternatif. Sasaran adalah ukuran yang jelas mengenai tujuan yang igin dicapai, sebab degan hanya ukuran yang jelas mengenai tujuan yang igin dicapai, sebap degan hanya ukuran yang jelas kita dapat mengambil pilihan yang beralasan.
5.1. Penetapan sasaran
Masalah masalah yang telah dipaparkan sebelum akan di positipkan untuk memperoleh sasaran yang igin dicapai oleh pengusaha kasus. Sasaran yang igin dicapai oleh pengusaha dapat dilihat pada table :
Table 3 Matrik antara masalah dan sasaran pada Pengusaha Ayam Potong Pak Mewa di Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara
No | Masalah |
1 | Nilai tambah pemasaran bertambah |
2 | Proses pemasaran cepat |
3 | Kualitas peroduksi bertambah |
4 | Masalah utama |
| Produksi yang bertambah mempengaruhi proses pemasaran |
5 | Akibat |
| Menurunnya nilai tambah pemasaran |
Sumber : Analisis Penulis 2012
5.2. Strukturisasi sasara
Setelah sasaran yang ingin dicapai, maka berikut akan dijelaskan mengenai hubungan antara tindakan sasaran yang dilaksanaan terhadap hasil dari sasaran tindakan tersebut.
Adapun hubungan tindakan sasaran di pengusaha kasus yaitu sebagai berikut :
1. Nilai tambah pemasaran bertambah
Merupakan akar penyebap terjadinya masalah antaranya yaitu bertambah nilai tambah pemasaran
2. Proses pemasaran cepat
Menyebabkan penyebab terjadinya masalah utama dan merupakan masalah antara yang berdampak langsung degan masalah utama yaitu
Kualitas peroduksi cepat
3. Produksi yang bertambah
Produksi yang bertambah mempengaruhi proses pemaaran pemasaran
Menyebabkan turunnya nilai tambah pemasaran
4. Produksi yang bertambah mempengaruhi proses pemasaran
Merupakan masalah utama yang ada dalam pengusaha dan merupakan inti dari permasalaan yang ada
5. Meningkat nilai tambah pemasaran
Merupakan akibat dari masalah utama
5.3. Diagram pohon analisis sasaran
Diagram pohon analisis sasaran dimaksudkan untuk melihat hubungan antara tindakan dan dampak dari setiap sasaran yang tepat. Untuk lebih jelas mengenai hubungan tindakan-hasil antara sasaran pengembangan agrosistem dapat dilihat pada gambar 3.
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() | |||||||
![]() |
Gambar 3 pohon persoalan ( hubungan tindakan hasil ) pada Pengusaha Ayam Potong di Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara, 2012
BAGIAN ENAM
ANALISIS SASARAN TINDAKAN PENGEMBANGAN AGROSISTEM
6.1. Tindakan alternatif persasaran
Alternatif tindakan merupakan hasil yang diperoleh dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terdapap kriteria-kriteria yang ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatif yang tidak dapat memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan segera digeser dari analisis alternatif. Pemeliharaan alternatif tersebut adalah degan mengunakan resiko paling kecil yang yang akan diterima perusahaan dan tindakan menimbulkan kesulitan baru.
Analisis tindakan merupakan hasil yang diperolehan dari evaluasi setiap alternatif yang tersedia terhadap kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Pada saat evaluasi, setiap alternatip yang tidak dapat memenuhi kriteria yang ditetapkan segera gugur dari analisis alternatip. Berguna untuk melihat beberapa kemungkinan pilihan (alternatif ) hubungan tindakan ( rangkaian sasaran ) dianalisis sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu ( anonym 10 , 2009).
Alternatif-alternatif tindakan ini diharapkan akan sampai pada sasaran utama yaitu “jumblah produksi yang meningkat dan berkualitas“ sehingga pada ahirnya jumblah penjualan tinggi. Semua penyelesaian masalah akan dilakukan dan diharapkan dapat berlangsung degan baik. Setelah melalui evaluasi, maka alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai sasaran adalah:
a. Untuk sasaran antara “ nilai tambah pemasaran berkurang”, maka alternatip yang dapat di lakukan adalah “ meningkatkan proses pemasaran”.
b. Untuk sasaran antara “ proses produksi lambat” maka alternatif yang dapat di lakukan adalah meningkatkan proses pemasaran melalui kualitas produksi
c. Untuk sasaran antara “ hasil produksi yang kurang berkualitas “ maka alternatif yang di lakukan adalah meningkatkan proses produksi.
6.2. analisis kepetusan
Analisis keputusan merupakan proses prosedur sistematis yang berdasarkan pada pola piki yang berdasarkan pada pola piker yang digunakan dalam menentukan pilihan dan berguna untuk memutuskan alternatif. Selain itu, analisis keputusan juga diharapkan akan dapat menjawab alternatif.selain itu analisis keputusan juga di harapkan akan dapat jawaban tindakan apakah apa yang diperlukan dalam upaya pemecahan persoalan yang diharapkan.
Tujuan dari analisis keputusan adalah mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan, mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengevaluasi alternatif terpilih terhadap kriteria tersebut dan mempertimbangkan resiko-resiko yang mungkin timbul dalam upaya pemecahan persoalan yang dihidapi.
Tujuan dari analisis keputusan adalah alternatif mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan, mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengembangkan kriteria yang harus dipenuhi oleh sebuah pilihan, mengevaluasi alternatif terpilih terhadap kriteria tersebut dan memperhatikan resiko-resiko yang mengkin timbul dari alternatif terpilih. Beberapa langkah yang harus ditempuh adalisis keputusan adalah sebagai berikut :
6.2.1. pernyataan keputusan
Tahap ini menunjukan pusat perhatikan pada persoalan yang sudah ada. Pertanyaan keputusan tidak hanya menunjukan tujuan dari suatu keputusan, tetapan juga merupakan tindakan yang diambil dari keputusan tersebut.
6.2.2. Kriteria keputusan
Kriteria keputasan merupakan kemampuan memberikan gambaran mengenai sesuatu keadaan suatu keadaan yang lebih jelas dan terperinci tentang hasil keputusan yang diambil. Tujuan penetapan kriteria adalah untuk menyaringan sejumblah alternatif lain yang pada akhirnya akan muncul alternatif terbaik.
6.2.3. Alternatif keputusan
Alternatif keputusan merupakan kemampuan memberikan gambaran mengenai suatu keadaan yang lebih jelas dan terperinci tentang hasil keputusan yang di ambil. Tujuan penetapan kriteria adalah untuk menyaring sejumblah alternatif lain yang pada akhirnya akan muncul alternatif terbaik.
6.2.4. Evaluasi alternatif terhadaf kriteria keputusan
Tahapini merupakan prosedur yang digunakan untuk mengambil alternatif yang paling baik yang dapat memenuhi sasaran alternatif-alternatif yang diperoleh pada alternatif keputusan kemudian dievaluasi. Dalam evaluasi ini digunakan system pembobot, dimana kriteria keputusan dan alternatif keputusan yang diberi bobot kemudian diperhatikan hasil perkalian yang memiliki bobot yang tertinggi adalah merupakan alternatif yang diprioritaskan.
BAGIAN TUJUH
MATRIK PERENCANAAN PROYEK PENGEMBANGAN AGROSISTEM
7.1. Matrik perencanaan pengembangan agrosistem
Matrik perencanaan pengembangan agrosistem kasus adalah suatu usaha untuk mengembangkan rencana proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai rencana proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai rancangan proyek tersedia akan menggambarkan bagaimana tindakan yang dilakukan untuk memenuhi sasaran antara dan sasaran utama serta sarana dan biaya yang diperlikan untuk mewujudkan tindakan tersebut.
Matrik perencanaan pengembangan usaha menerapkan mengapa proyek dileksanakan ( maksud dan sasaran pengusaha ) apa yang di hasilkan oleh pengusaha ( hasil-hasil ) pengusaha, bagai mana pengusaha akan bekerja untuk mencapai hasil yang diiginkan ( kegiatan-kegiatan pengusaha, faktor-faktor diluar pengaruh langsung pengelolah pengusaha yang perlu diawali degan pengawasan demi keberasilan pengusaha, bagaimana keberasilan usaha dapat dinilai secara objektif ( indicator-indikator ), dari mana data yang perlu dinilai dari keberhasilan secara objektif data diperoleh (sumber-sumber pembuktian), dan beberapa sarana dan biaya yang diperlukan untuk melaksanaan kegiatan.
Matrik perencanaan menggambarkan bagai mana tindakan yang akan dilakukan untuk memenuhi sasaran yang akan dilakukan untuk memenuhi sasaran utama dimana uraian ini di jelaskan masing-masing tentang ukuran tercapainya tujuan dan system informasi pengendaliannya, sedangkan pada bagian tindakan dijelaskan mengenai sarana yang di butuhkan untuk memenuhi tindakan tersebut serta perkiraan besarnya biaya yang digunakan.
Matrik pengembangan pengusaha pengembangan usaha ini, stuktur pengembangan alternatif terpilih di jabarkan ke dalam matrik perencanaan, pada matrik ini yang dilakukan mengidentifikasi dari masing-masing tindakan tujuan, menentukan system imformasi pengendalian pengusaha, menentukan sarana yang diperlukan dan menentukan besaran biaya yangdigunakan untuk mendukung tindakan pelaksanaan proyek.
7.2. rencana kerja tindakan
Rencana kerja adalah rincian lebih lanjut dari informasi yang didapat dalam matrik perencanaan pengusaha. Rencana ini merupakan aplikasi dari tindakan yang telah dirumuskan mengenai pelaksanaan setiap tindakan yang dituangkan dalam format yang memuat siapa penanggung jawab kegiatan, apa yang di harap dari kegiatan tersebut serta kapan mulai dan berahir kegiatan tersebut.
Rencana kerja pengusaha adalah rencana kerja usaha untuk menyusun kegiatan proyek yang dapat memberikan suatu ringkasan mengenai pelaksanaan rencana kegiatan agar perusahaan dapar berkembang secara pesat, yang didalam meliputi penggung jawab dari masing-masing tindakan yang akan dilakukan, kegiatan serta penjadwalan kegiatan.
Untuk lebuh jelasnya tentang rencana kerja tindakan pengusaha ayam potong dapat dilihat pada table 4
Tablel 4 Matrik rencana kerja proyek pengembangan usaha ayan potong
Tindakan | Penanggung jawab | Hasil kegiatan |
Nilai tambah pemasaran bertambah | Pemilik pengusaha | Menambah kualitas produksi |
Proses produksi cepat | Pemilik pengusaha | meningkatkan proses pemasaran melalui kualitas produksi |
hasil produksi yang berkualitas | Pemilik pengusaha | meningkatkan proses produksi melalui pemeliharaan |
Sumber : Analisis Penulis 2012
BAGIAN DELAPAN
ANALISIS PERSOALAN POTENSIAL
8.1. Analisis persoalan perencanaan
Analisis persoalan potensi adalah suatu prosedur yang memungkinkan kita untuk memasuki masa depan, melihat apa yang terkandung di dalamnya untuk kemudian kembali di masa kini untuk mengambil tindakan selagi masih mengambil tindakan.
Analisis persoalan potensi memberikan solusi terhadap persoalan potensi ada beberapa langkah yang harus ditempu yaitu merumuskan perencanaan rencana kegiatan, menyusuk pelaksanaan kegiatan, mengidentipikasi persoalan potensi khusus dan menetapkan tindakan-tindakan pencegahan serta tindakan penanggulangan.
- Perencanaan kegiatan adalah pernyataan yang berhubungan dengan tindakan yang akan direalisasikan. Pernyataan rencana kegiatan diperlukan untuk memberikan arah dan tujuan dari alternatif terpilih sebagai jawaban terhadap persoalan timbul.
- Skenario Pelaksanaan Kegiatan merupakan tindak lanjut dari pernyataan rncana kegiatan yang telah ditetapkan dan merupakan susunan dari rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran dalam pernyataan rencana kegiatan.
- Identifikasi tahap-tahap rawan adalah mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan yang dalam pelaksanaannya kemungkinan mengalami hambatan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan penganggulangan. Hambatan ini dapat berupa situasi dan perlakuan dari pihak tertentu yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
- Identifikasi persoalan potensial khusus dimaksudkan untuk mengetahui dengan mudah persoalan yang mungkin timbul pada tahap-tahap rawan dari skenario kegiatan.
- Identifikasi sebab-sebab persoalan potensial khusus dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan yang menyebabkan timbulnya persoalan potensial khusus. Dengan demikian diharapkan bahwa kita dapat melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap persoalan-persoalan khusus yang dapat menimbulkan akibat terhadap pengelolaan pada tahap-tahap rawan.
- Tindakan pencegahan jauh lebih baik dan lebih efektif daripada tindakan penanggulangan. Tindakan ini dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan penyebab persoalan potensial khusus yang ada pada skenario pelaksanaan kegiatan.
- Tindakan penanggulangan yaitu tahap ini dilakukan terhadap persoalan yang tidak dapat dicegah dengan tujuan untuk mengurangi akibat dari persoalan itu. Tindakan ini merupakan langkah akhir bila tindakan pencegahan tidak dapat dilakukan lagi.
- Struktur tindakan merupakan upaya untuk menyusun rencana kegiatan yang juga merupakan rangkuman dari pernyataan rencana kegiatan, skenario pelaksanaan kegiatan, tahap-tahap rawan, persoalan potensial khusus, sebab-sebab persoalan potensial khusus, tindakan pencegahan dan penanggulangan.
Berdasarkan tindakan yang dilakukan maka analisis persoalan potensial masing-masing tindakan adalah sebagai berikut :
Rencana kegiatan I pengusaha
1. Skenario pelaksanaan
Ø Menambah kualitas produksi
Ø Meningkatkan produksi
Ø Meningkatkan kualitas produksi
Rencana Kegiatan II : Menjalin kerjasama dengan relasi yaitu pada Pedagang Besar
1. Skenario Pelaksanaan Kegiatan
a. Melakukan penambahan kualitas melalui kinerja pengusaha
2. Identifikasi Tahap-Tahap Rawan
a. Tidak dapat bersaing di pasar
3. Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)
a. Pedagang besar tidak mau bekerjasama jika hasil produksi kurang berkualita
b. Tidak tercapai kesepakatan harga dan jumlah bahan baku rendah
4. Identifikasi sebab-sebab PPK
a. Petani sudah bekerjasama dengan perusahaan lain
5. Tindakan Pencegahan
a. Melakukan peningkatan kualitas produksi
b. Meningkatkan hasil produksi yang berkualitas untuk menambah nilai pemasaran
6. Tindakan Penanggulangan
a. Melakukan peningkatan kualitas produksi
Rencana Kegiatan III : Pemberian Pelatihan dengan cara Vestibule Training
1. Skenario Pelaksanaan Kegiatan
Meningkatkan kualitas produksi
2. Identifikasi Tahap-Tahap Rawan
Meningkat kan produksi
3. Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK)
Kualitas produksi yang tidak dapat bersaing dipasaran
4. Identifikasi sebab-sebab PPK
Kualitas produksi yang menurun
5. Tindakan Pencegahan
Meningkatkan kualitas produksi untuk menambah nilai pemasaran
6. Tindakan Penanggulangan
Memperbaiki kualitas produksi
Tablel 5. Matrik analisis persoalan petensi pengembangan agrosistem pada pengusaha ayam potong
Pernyataan Rencana Kegiatan | Skenario Kegiatan | Identifikasi Tahap-Tahap Rawan | Identifikasi Persoalan Potensial Khusus (PPK) | Identifikasi sebab-sebab PPK | Tindakan Pencegahan | Tindakan Penanggulangan |
Menambah kualitas produksi | Melakukan penambahan kualitas produksi | Turunnya kualitas produksi | | Meningkatkan kualitas produksi | ||
Meningkatkan produksi | Melakukan peningkatan produksi | Turunya produksi | . | Produksi meningkat | ||
Meningkatkan kualitas produksi | Produksi yang berkualitas | Kurangnya kualitas produksi | Produksi dapat meningkatkan hasil produksi |
Sumber : Analisis Penulis 2012
BAGIAN SEMBILAN
RENCANA IMPLEMENTASI
DAN AGENDA PEMANTAUAN
9.1. Dasar pertimbangan
Kualitas produksi adalah totalitas dari karakteristik suatu produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan. Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan konsumen. Untuk menciptakan kualitas produksi yang berkualitas dalam agrosistem kasus, maka penulis mencoba membuat suatu rencana implentasi.
Rencana inplementasi merupakan suatu bentuk rencana yang disusun untuk memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan oleh perusahan untuk menerapkan berbagai tindakan-tidakan yang terpilih. Melalui rencana implementasi ini, pihak perusahan diharapkan merupakan suatu konsep rencana kegiatan yang lebih terinci dan terarah sehingga tercipta kemitraan yang kuat untuk menciptakan suatu iklim kerja.
Menetapkan recana agenda pemantauwan diharapkan apa yang telah dihasilkan dan direncanakan degan berbagai bentuk pertimbangan dan analisa dapat menjadi solusi terbaik untuk memperbaiki situasi pengusaha sekarang.
9.2. Rencangangan implementasi kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian analisis persoalan dan rencana kerja pengusaha pengembangan agrosistem pada pengusaha Ayam Potong, maka dapat disusun rancangan implementasi kegiatan berikut :
9.2.1. Bulan Januhari 2013
Pada bulan ini terhada tiga agenda kegiatan yang akan dilaksanakanoleh pengusaha yaitu ( 1 ) penambahan tenaga kerja, ( 2 ) meningkatkan pemeliharaan, ( 3 ) meningkatkan produksi. Untuk kegiatan tersebut di lakukan bersama- sama.
Pada minggu I dan II, pihan pengusaha melakukan perbaikan tenaga kerja yaitu menambah tenaga kerja. Dimana pihak penggusaha melakukan peningkatan produksi melalui peningkatan pemeliharaan.
Pada minggu III kegiatan pemeliharaan dapat di laksanakan dan siap menunggu hasilnya.
9.3. rencana kegiatan pemantauwan kegiatan
Adapun rencana agenda pemantauwan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pihak pegusaha ayam potong, Desa Lampuawa, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Lampuwa dalam rangka meningkatkan produksi dapat dilihat pada table.
Table 6 rencana kegiatan pemantauan penggusaha ayam potong
No | Rencana kegiatan | Indikator kinerja | Jadwal( bulan ) tahun 2012 | |||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | |||
1 | Menambah kualitas produksi | Meningkatkan kualitas produksi | | | X | | | | | | | | | |
2 | Meningkatkan produksi | Produksi meningkat | | | X | | | | | | | | | |
3 | Peningkatan kualitas produksi | Peningkatan produksi dilaksanakan | | | X | | | | | | | | | |
Sumber : Analisis Penulis 2012
EPILOG
Selama melakukan praktek lapang di pengusaha ayam potong di desa lampuawa yang dilakukan selama 2 kali, banyak pengetahuan, pelajaran dan pengalaman yang diperoleh tentang dunia kerja agrosistem, dimana hal itu dapat dijadikan sebagai contoh di kehidupan kita masa yang akan datang. Pengetahuan yang diperoleh berupa hal-hal positif maupun Negatif.
Teoritik
Dari segi teoritik, pelajaran dan pengalaman yang telah diperoleh yaitu:
1. untuk menjalankan suatu usaha yang paling penting dan paling utama dilakukan yaitu perumusan visi dan misi usaha untuk menentukan arah dan tujuan usaha itu.
2. Implementasi dan fungsi-fungsi manajemen merupakan salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan dalam dunia bisnis.
3. Pemanfaatan modal adalah kunci utama suatu usaha.
Metodologik
Pelajaran dan pengalaman penting dari segi metodologik yaitu:
1. Metode Analisis Pohon Masalah dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mencari solusi dari masalah-masalah yang terjadi di Agrosistem kasus.
2. Penggunaan Metode Analisis Perencanaan dan Pengembangan Agrosistem dalam hal mengemukakan pendapat visi dan misi pribadi dapat mengarahkan kita menuju pencapaian tujuan pribadi yang di inginkan.
3. Metode APPAS sangat berguna sebagai bekal bagi penulis di masa yang akan datang. Saat penulis terjun dalam dunia usaha baik menciptakan lapangan kerja sendiri maupun sebagai tenaga kerja yang mapu memperbaiki pergeseran ekonomi menjadi lebih baik. Metode APPAS yang sifatnya aplikatif mampu memberikan penulis wawasan yang lebih luas tentang metode untuk mengembangkan sebuah perusahaan meskipun dengan modal yang minim. Semua pasti bisa jika kita yakin dan percaya yang disertai doa dan usaha semaksimal mungkin.
Etik
Pengalaman atau pelajaran penting yang diperoleh dari segi etik yaitu:
7. Kerja sama yang baik dalam struktur organisasi sangat dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.
8. Perlunya rasa tanggung jawab bagi setiap tenaga kerja terhadap tugas yang diemban.
9. Kejujuran dalam hidup akan membuahkan sesuatu yang berharga untuk masa depan.
Saran
untuk meningkatkan volume produksi ayam Potong terhadap agrosistem kasus yang kami kaji sebaiknya menggunakan metode analisis persoalan dan pengembangan agrosistem yang telah kami rekomendasikan untuk meningkatkan kemajuan organisasi itu.